Jumat, 26 Juli 2013

Hai !!




Hai, bagiku kata yang hanya terdiri dari tiga huruf itu adalah kata ajiab yang bisa membuat ceriita di hidupku ini kian menarik. Entah siapa yang pertama kali menggunakan atau menciptakan kata itu, yang jelas kata itu kini sudah mengubah tiap lembar cerita hidupku menjadi lebih baik. Kata itu selalu mengandung makna yang positif, kata yang menjadi sebuah awal dari suatu perbincangan, perkenalan, dan tidak jarang juga menjadi sebuah awal dari kisah yang semua orang sukai, cinta.
Seperti yang terjadi padaku, kata itu telah mengubah alur cerita hidupku, menjadi sebuah awal perkenalanku dengan sosok yang telah melukiskan ribuan bentuk dengan dihiaskan jutaan warna dalam hidupku. Kata yang membuatku bisa menikmati keindahan dari sebuah perkenalan, perkenalan yang tidak biasa tentunya. Perkenalan itu telah membawa dampak yang sangat besar, dampak yang membuatku bisa melihat sedikit lebih jelas apa yang ingin aku lakukan dan apa yang ingin aku capai di masa mendatang. Sebuah dampak yang luar biasa yang di timbulkan oleh kata yang terdiri dari tiga huruf tersebut, semoga hal luar biasa itu juga terjadi pada semua orang yang berharap hidupnya bisa menjadi lebih berarti. Mulailah terlebih dahulu, jangan menunggu orang lain mengatakan “Hai” padamu, karena akan banyak hal yang tidak pernah kamu duga sebelumnya bisa terjadi pada hidupmu.
Hai, namaku Wisnu.. :D

Dilema




Aku sekarang sudah berumur 20 tahun, dan duduk di semester 4 akhir masa perkuliahanku. Aku rasa tidak terlalu dini untuk mulai memikirkan masa depanku mulai saat ini, di saat aku masih senang bermain-main bersama masa mudaku aku tidak boleh lengah untuk mempersiapkan masa dewasaku nanti.
Aku punya banyak keinginan di masa nanti, saat sudah lulus kuliah banyak hal yang ingin aku capai banyak sekali sehingga aku terkadang lelah untuk mengingatnya satu persatu, dan aku sadar untuk mewujudkan semua itu di butuhkan perjuangan yang luar biasa dan kesejahteraan dalam kehidupan. Demi mencapai semua itu akupun harus memiliki suatu pegangan hidup yang bisa mengcover semua itu, alias pekerjaan dengan gaji yang lumayan tinggi. Untuk pekerjaan yang akan aku hadapi adalah sebagai seorang perawat, aku sadar betul pekerjaan seorang perawat di Indonesia bukanlah pilihan tepat bagi semua impianku di masa mendatang, karena aku tau kalau penghasilannya tidak mencukupi, apalagi jika harus bekerja di daerah asalku ini Sukabumi.
Bukan maksudku hidupku berorientasi pada rupiah semata, tapi aku tidak buta untuk mengatakan uang bukanlah segalanya. Oleh karena itu ada alternatif yang sebenarnya bukan lagi setara alternatif, mungkin sebuah jalan tol untuk mendulang rupiah yang cukup untuk semua rencanaku di masa mendatang yaitu pergi bekerja sebagai tenaga perawat di luar negeri. Jepang, ya negara itu yang selalu terlintas di kepalaku saat ini saat berbicara tentang bekerja di luar negeri, banyak alasan yang membuatku tertarik pada negara itu, walaupun agamaku disana minoritas tapi entah mengapa daya tarik negara itu membuatku memilih negara itu. Tapi masalahnya aku sangat berat meningglkan kehidupanku di negeri ini, di Indonesia. Terlalu banyak hal berharga disini, keluarga, kekasih, sahabat, band, bisnisku, hal itu semua yang membuatku berat jika aku harus pergi kesana. Aku takut akan kehilangan mereka semua (kecuali keluargaku), aku takut saat aku kembali kesini semua telah berubah, apa yang aku sudah rangkai disini selama bertahun-tahun akan hancur karena kepergianku yang sementara itu. Di satu sisi aku membutuhkan pekerjaan disana untuk merealisasikan rencana di masa depanku di satu sisi yang lain aku tidak mau kehilangan hal berhargaku disini, ini semua membuatku dilema. Dilema yang membuatku harus memilih salah satunya dan tidak boleh menyesalinya, oh sungguh bukan hal yang aku suka terjepit dalam kedua hal yang sama-sama aku butuhkan dan aku harus meninggalkan salah satunya.
Walaupun sebenarnya semua itu masih satu tahun lagi untukku memutuskannya, tapi aku harus sudah mulai memilih salah satunya saat ini agar di tahun depan nanti aku bisa fokus akan menjalani pilihan yang mana. Ya Allah tolonglah beri hambamu ini keputusan yang terbaik dan yang benar-benar hamba butuhkan, semoga dengan pilihan itu tidak ada penyesalan di kemudian hari dan memberikan ketenangan jiwa bagiku, amin. :D
Dilema menentukan masa depan adalah salah satu fase menuju kehidupan dewasa yang mapan. :D

“Tertular”




Aku lahir dari seorang ibu rumah tangga yang luar biasa dan dari seorang ayah berprofesi sebagai guru mata pelajaran sejarah di sebuah SMP. Ya aku adalah perpaduan dari dua orang individu yang berbeda tapi memiliki tujuan yang sama. Dan seperti kata pepatah mengatakan “Kalau Buah Jatuh Tidak Jauh dari Pohonnya”. Ya kurasa ungkapan itu benar jika kulihat apa yang terjadi padaku sekarang, aku sudah “tertular” sifat dan kesukaan dari kedua orang tuaku.
Ibuku sudah dengan baik “menularkan”ku cara menyimpan uang dengan baik, aku belajar banyak tentang cara menabung dan mengatur pengeluaran walaupun aku sebagai anak laki-laki selalu saja ingin boros terhadap sesuatu hal tapi rasanya pelajaran dari ibuku pun selalu melekat dan menjadikanku bisa sedikit menghemat. Ibuku juga berperan penting dalam “menularkanku menjadi penggemar SONETA grup dangdut yang digawangi oleh Raja Dangdut Rhoma Irama dah juaga dalam hal film beliau juga sudah menjadikankku seorang penyuka drama, terutama drama Asia (Korea). Judul drama yang suka aku tonton bersama ibuku dulu adalah Full House, Prince dan Princess Hours, Jewel In The Palace, dan masih banyak lagi judul lainnya.

Bapakku juga banyak berkontribusi dalam penyusunan sifatku, contohnya bapakku dari kecil suka membiasakanku untuk memperkirakan waktu agar tidak terlambat untuk ke sekolah. Kenapa hal ini menjadi penting mengingat jarak antara rumah dan sekolahku sangatlah jauh, hampir 20 KM. Dan hal itu sangat terasa saat aku remaja sekarang, walaupun saat di rumah aku sering menghabiskan waktuku untuk menonton TV.. :P Dalam masalah kesukaan bapakku juga sangat berpengaruh, terutama dalam hal musik. Beliau yang pada umurku 5 tahun sudah mengenalkanku dengan musik dari grup band dari luar negeri seperti Gun’s N Roses, The Beatles, Scorpion, dan The Police. Bukan lagu yang biasa di dengarkan oleh anak seusiaku pada saat itu tentunya, tapi aku sangat senang dengan musik dari grup-grup band tersebut. Dalam hal lain karena bapakku juga guru sejarah jadi akupun sangat tertarik dengan sejarah. Sebernarnya aku pernah bercita-cita menjadi seorang Arkeologi, tapi kata bapakku menjadi Arkeolog di negeri ini sangatlah sulit jadi aku urungkan cita-citaku itu.:P
Sejarah, ya aku sangat tertarik dengan hal itu terutama yang mengenai World War II itu menjadi favoritku, karena banyak sekali cerita di balik apa yang terjadi pada saat itu, ada banyak juga teori konspirasi, dan banyak juga tokoh-tokoh dunia yang muncul pada saat itu. Salah satunya adalah Adolf Hitler aku mengaguminya tapi bukan berarti aku membenarkan semua tindakannya pada saat itu. Aku mengagumi gaya kepemimpinannya yang mampu membawa Jerman bangkit setelah kalah dalam perang dunia 1 menjadi negara yang hampir menguasai daratan Eropa jika saja Amerika Serikat tidak ikut campur dalam perangnya. Selain itu aku juga mengagumi gaya berpakaian para perwira NAZI pada saat itu. Aku melihat gaya berpakaiannya itu sebagai seni yang sangat anggun pada masa itu, aku belum pernah melihat perwira dari negara lain memakai seragam seanggun itu, tidak heran kalau kini ada sebuah cafe di kota Bandung yang mengusung tema NAZI sebagai identitasnya. Suatu saat aku ingin mengunjungi cafe itu dengan memakai seragam perwira NAZI lengkap karena aku memandangnya dari sudut SENInya bukan IDEOLOGInya. :D

Terlalu Lelah




Malam ini harusnya aku belajar untuk menghadapi ujian Asuhan Persalinan Normal untuk esok hari, tp entah kenapa begitu sulit untuk sekedar membuka daftar tilik yang aku miliki yang hanya 5 lembar itu. Aku hanya diam, sesekali memainkan gitar kesayanganku, atau hanya membuka kulkas yang padahal aku tak mengambil apapun dari dalamnya. Sungguh rasa malas ini timbul bukan karena tanpa alasan, perasaan ini muncul karena aku sudah merasa lelah dengan tekanan, tugas, dan ujian yang aku jalani yang sudah hampir 2 bulan terakhir ini menjadi agenda perkuliahanku.
Oh, bukan maksudku untuk membuatku gagal pada ujian besok tapi otak ini pun seakan menolak untuk menghafal setiap langkah-langkah untuk melakukan tindakan persalinan itu, bukan karena ada 58 langkahnya aku bisa saja menghafalkan setiap langkahnya jika aku sedang dalam kondisi yang mendukung, tapi ini lain aku pun bingung harus bagaimana lagi sekarang? Dan akhirnya aku membuka laptop dan menuangkannya disini. Aku menulis sembari mendengarkan alunan lagu Jazz yang dimainkan oleh band favoritku yaitu “Sore” yang kebetulan sedang memutarkan lagu yang berjudul “Setengah Lima” walaupun aku tau sekarang bukan jam setengah lima melainkan setengah sepuluh malam tapi lagu ini cukup bisa merapikan isi pikiranku yang sudah mulai kusut.
Semoga aku bisa segera merapikan isi pikirankku yang sudah mulai kusut dengan segala kelelahanku selama ini.. :D

KATA HATI atau KATA ORANG TUA?



Itu adalah salah satu tema acara talkshow yg di pandu oleh Billy Boen di acara Young On Top di metro TV setiap hari minggu (aku nulis acara itu tanpa royalti sedikitpun ya !! :D). Ya aku sangat tertarik dengan acara itu karena inspiratif sekali bagi kaula muda yg ingin berjuang demi cita-citanya, terutama pada saat itu temanya aku rasa tepat sekali dengan keadaan aku yang mengalami dilema seperti itu.
Pada saat itu di undang 2 orang bintang tamu yaitu pembalap muda berbakat asli Indonesia Andrea Asmasoebrata (semoga bener penulisan namanya. :D) dan penulis Novel Trilogi Negeri 5 Menara Anwar Fuady (semoga bener juga novelnya trilogi.:D) mereka berdua berbagi inspirasi dan cerita tentang bagaimana mereka berjuang dengan sebuah “keterpaksaan” mengikuti kata orang tua. Pada awalnya mereka pun sulit untuk menerima keputusan yang jelas timpang dengan keinginan mereka. “pemberontakan” juga sempat mereka lakukan demi menunjukan keinginan mereka yang sebenarnya sangat berbeda dengan kata orang tua. Namun seiring mereka jalani lama kelamaan rasa cinta akan yang mereka lakukan akhirnya tumbuh dan berbuah menjadi sebuah prestasi yang sangat membanggakan, tidak hanya untuk diri sendiri namun bagi orang tua mereka yang “menjebloskan” mereka ke dunia tersebut.
Nah mungkin kalian pembaca (kalo ada yg sempetin buat baca ini.:D) bertanya dimana korelasi cerita tadi dengan aku? Oke aku akan ceritakan. Semua berawal pada saat di penghujung SMA aku, pada saat itu aku mengalami kebingungan akan jadi apa aku setelah lulus nanti, akhirnya aku melirik profesi Insinyur untuk masa depan aku dan untuk meraihnya aku harus masuk Universitas dengan jurusan Teknik. Namun apa dikata harapan hanya tinggalah harapan, orang tua aku menginginkan aku untuk menjadi seorang Perawat. Sebuah shock terapi bagi aku karena itu adalah profesi yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya, bahkan terlintaspun tidak. Aku berusaha sekuat hati untuk menolaknya, perdebatan aku dengan orang tua pun tak pernah terelakkan hampir setiap hari kami berdebat. Hingga aku mengikuti tes SNMPTN dan PMDK2 dengan sembunyi-sembunyi. Setelah aku berjuang untuk mencoba melawan arus yang keluarga aku alirkan itu, namun apa daya aku sadar izin Allah itu ada pada izin orang tua juga aku kalah. Ya aku kalah dalam mempertahankan keinginan aku untuk menjadi Insinyur, aku melepas mimpi itu dengan air mata yang membasahi bantal aku hingga aku tidak bisa tidur.
Oke babak baru aku mulai dengan mengenakan seragam Sekolah Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan kota Sukabumi (STIKESMI) dengan jurusan D3 Keperawatan. Semester 1 aku jalani dengan sangat berat, batin aku sangat menolak dengan hal ini, aku merasa marah pada orang tua aku mengapa aku di “jebloskan” pada jurusan yang sangat tidak menarik ini, tak ada yang aku bisa lakukan untuk mengembangkan minat dan bakat aku yang lain tak ada hal yang bisa membuat aku merasa nyaman dan yang paling parah aku hampir jarang untuk sekedar mengobrol ringan dengan orang tua aku selama semester 1 itu. Seperti orang yang terpaksa lainnya, aku masih ingin memperjuangkan cita-cita saua untuk menjadi seorang Insinyur itu. Pada akhir semester 1 aku mengajukan diri ingin mengundurkan diri dari sekolah aku saat ini untuk mendaftar ke Universitas yang aku inginkan. Tentu saja hal ini di tolak keras oleh orang tua aku, kami berdebat sangat keras untuk hal itu, aku sempat tidak mau berkuliah lagi dan memilih untuk pergi ke kota Universitas itu berada untuk mendaftar dan mencari kerja untuk menghidupi dan membiayai kuliah aku disana. Namun rencana itu aku urungkan, dengan alasan apa sepadan harga yang harus aku korbankan yaitu rusaknya hubungan aku dengan orang tua aku demi cita-cita aku itu? Banyak teman yang mengatakan itu sangat tidak sepadan. Atas pertimbangan itu dan atas hasil renungan aku akhirnya aku melanjutkan kuliah aku di jurusan Keperawatan ini.
Masuk semester 2 aku mencoba untuk berdamai dengan diri dan ego aku sendiri, dan atas bantuan banyak motivator (teman, orang spesial dan motivator sungguhan yang sering muncul di tv) menyemangati aku perlahan pikiran aku terbuka dan ada satu quote dari blogger dan motivator Anne Ahira yang aku selalu ingat yaitu “Jadikan diri kita itu seperti pohon bambu jangan seperti pohon beringin, karena bambu memiki batang yang elastis sehingga saat di terjang angin sekencang apapun dia akan mengikuti kemana arah angin itu berhembus. Berbeda dengan pohon beringin yang kuat tegak berdiri, pada saat di terjang angin yang sangat kencang karena dia kuat tegak berdiri akhirnya pada saat akarnya tak mampu menahan dia akan rubuh” kata-kata seperti menampar aku yang punya ego yang sangat tinggi dan perlahan membuka juga pemikiran aku.
Aku mulai sadar bahwa aku masih bisa menjadi apapun yang aku inginkan walaupun aku bersekolah di jurasan Keperawatan, karena atmosfir dunia usaha saat ini sangatlah universal tidak statis, jurusan Keperawatan tidak selalu lulus menjadi Perawat, semuanya mungkin asal ada keinginan. Seperti kata ilmuwan termasyur pada abad 20 Albert Enstein yaitu “Ada kekuatan yang lebih besar dari energi atom dan ketel uap yaitu KEMAUAN” ya kemauan, itu yang menjadi modal aku saat ini. Aku ingin membuktikan pada semua orang terutama orang tua aku walaupun aku sangat “terpaksa” mengikuti kata mereka tapi aku tidak kalah aku bisa menjadi seorang PEMENANG. Semangat itulah yang membuat aku hingga kini aku mampu duduk hingga di penghujung semester 4. Aku selalu percaya masih banyak potensi yang bisa di kembangkan asal diri kita menghendakinya, mecoba berdamai dengan diri sendiri adalah kunci awal untuk membuka semua pintu yang ingin aku buka. Tak ada gunung yang terlalu tinggi dan tak ada laut yang terlalu dalam jika seorang anak manusia sudah bertekad.
Aku muda, masih banyak waktu untukku membuat jalanku sendiri, kini kata “terpaksa” perlahan memudar berganti dengan Syukur. Mungkin jika aku tidak berada di tempat aku saat ini aku tidak akan punya tekad dan daya juang seperti saat ini. Kini aku sangat berterima kasih pada orang tua aku, dan aku bersiap untuk membuktikan aku BISA, aku bukan generasi pengeluh tapi aku generasi “Pendobrak” pintu yang banyak orang memandang mustahil untuk “menghacurkannya”.
Semester 5 sudah di depan mata, semoga aku bisa menjalaninya dengan cara yang terbaik yang aku bisa. Tak ada alasan untuk mundur hanya kata FIGHT yang ada di kepala aku untuk menghadapinya !!! :D
Terimakasih kepada semua orang yang berjasa dan bertanggung jawab atas semangat dan keadaan aku yang aku alami saat ini.