Itu
adalah salah satu tema acara talkshow yg di pandu oleh Billy Boen di acara
Young On Top di metro TV setiap hari minggu (aku nulis acara itu tanpa royalti
sedikitpun ya !! :D). Ya aku sangat tertarik dengan acara itu karena inspiratif
sekali bagi kaula muda yg ingin berjuang demi cita-citanya, terutama pada saat
itu temanya aku rasa tepat sekali dengan keadaan aku yang mengalami dilema
seperti itu.
Pada saat
itu di undang 2 orang bintang tamu yaitu pembalap muda berbakat asli Indonesia
Andrea Asmasoebrata (semoga bener penulisan namanya. :D) dan penulis Novel
Trilogi Negeri 5 Menara Anwar Fuady (semoga bener juga novelnya trilogi.:D)
mereka berdua berbagi inspirasi dan cerita tentang bagaimana mereka berjuang
dengan sebuah “keterpaksaan” mengikuti kata orang tua. Pada awalnya mereka pun
sulit untuk menerima keputusan yang jelas timpang dengan keinginan mereka.
“pemberontakan” juga sempat mereka lakukan demi menunjukan keinginan mereka yang
sebenarnya sangat berbeda dengan kata orang tua. Namun seiring mereka jalani
lama kelamaan rasa cinta akan yang mereka lakukan akhirnya tumbuh dan berbuah
menjadi sebuah prestasi yang sangat membanggakan, tidak hanya untuk diri
sendiri namun bagi orang tua mereka yang “menjebloskan” mereka ke dunia
tersebut.
Nah
mungkin kalian pembaca (kalo ada yg sempetin buat baca ini.:D) bertanya dimana
korelasi cerita tadi dengan aku? Oke aku akan ceritakan. Semua berawal pada
saat di penghujung SMA aku, pada saat itu aku mengalami kebingungan akan jadi
apa aku setelah lulus nanti, akhirnya aku melirik profesi Insinyur untuk masa
depan aku dan untuk meraihnya aku harus masuk Universitas dengan jurusan
Teknik. Namun apa dikata harapan hanya tinggalah harapan, orang tua aku
menginginkan aku untuk menjadi seorang Perawat. Sebuah shock terapi bagi aku
karena itu adalah profesi yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya, bahkan
terlintaspun tidak. Aku berusaha sekuat hati untuk menolaknya, perdebatan aku
dengan orang tua pun tak pernah terelakkan hampir setiap hari kami berdebat.
Hingga aku mengikuti tes SNMPTN dan PMDK2 dengan sembunyi-sembunyi. Setelah aku
berjuang untuk mencoba melawan arus yang keluarga aku alirkan itu, namun apa
daya aku sadar izin Allah itu ada pada izin orang tua juga aku kalah. Ya aku
kalah dalam mempertahankan keinginan aku untuk menjadi Insinyur, aku melepas
mimpi itu dengan air mata yang membasahi bantal aku hingga aku tidak bisa
tidur.
Oke babak
baru aku mulai dengan mengenakan seragam Sekolah Keperawatan di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan kota Sukabumi (STIKESMI) dengan jurusan D3 Keperawatan. Semester
1 aku jalani dengan sangat berat, batin aku sangat menolak dengan hal ini, aku
merasa marah pada orang tua aku mengapa aku di “jebloskan” pada jurusan yang
sangat tidak menarik ini, tak ada yang aku bisa lakukan untuk mengembangkan
minat dan bakat aku yang lain tak ada hal yang bisa membuat aku merasa nyaman
dan yang paling parah aku hampir jarang untuk sekedar mengobrol ringan dengan
orang tua aku selama semester 1 itu. Seperti orang yang terpaksa lainnya, aku
masih ingin memperjuangkan cita-cita saua untuk menjadi seorang Insinyur itu.
Pada akhir semester 1 aku mengajukan diri ingin mengundurkan diri dari sekolah aku
saat ini untuk mendaftar ke Universitas yang aku inginkan. Tentu saja hal ini
di tolak keras oleh orang tua aku, kami berdebat sangat keras untuk hal itu, aku
sempat tidak mau berkuliah lagi dan memilih untuk pergi ke kota Universitas itu
berada untuk mendaftar dan mencari kerja untuk menghidupi dan membiayai kuliah aku
disana. Namun rencana itu aku urungkan, dengan alasan apa sepadan harga yang
harus aku korbankan yaitu rusaknya hubungan aku dengan orang tua aku demi
cita-cita aku itu? Banyak teman yang mengatakan itu sangat tidak sepadan. Atas
pertimbangan itu dan atas hasil renungan aku akhirnya aku melanjutkan kuliah aku
di jurusan Keperawatan ini.
Masuk
semester 2 aku mencoba untuk berdamai dengan diri dan ego aku sendiri, dan atas
bantuan banyak motivator (teman, orang spesial dan motivator sungguhan yang
sering muncul di tv) menyemangati aku perlahan pikiran aku terbuka dan ada satu
quote dari blogger dan motivator Anne Ahira yang aku selalu ingat yaitu “Jadikan diri kita
itu seperti pohon bambu jangan seperti pohon beringin, karena bambu memiki
batang yang elastis sehingga saat di terjang angin sekencang apapun dia akan
mengikuti kemana arah angin itu berhembus. Berbeda dengan pohon beringin yang
kuat tegak berdiri, pada saat di terjang angin yang sangat kencang karena dia
kuat tegak berdiri akhirnya pada saat akarnya tak mampu menahan dia akan rubuh”
kata-kata seperti menampar aku yang punya ego yang sangat tinggi dan perlahan
membuka juga pemikiran aku.
Aku mulai
sadar bahwa aku masih bisa menjadi apapun yang aku inginkan walaupun aku
bersekolah di jurasan Keperawatan, karena atmosfir dunia usaha saat ini
sangatlah universal tidak statis, jurusan Keperawatan tidak selalu lulus
menjadi Perawat, semuanya mungkin asal ada keinginan. Seperti kata ilmuwan
termasyur pada abad 20 Albert Enstein yaitu “Ada kekuatan yang lebih besar dari energi atom
dan ketel uap yaitu KEMAUAN” ya kemauan, itu yang menjadi modal aku
saat ini. Aku ingin membuktikan pada semua orang terutama orang tua aku walaupun
aku sangat “terpaksa” mengikuti kata mereka tapi aku tidak kalah aku bisa
menjadi seorang PEMENANG. Semangat itulah yang membuat aku hingga kini aku
mampu duduk hingga di penghujung semester 4. Aku selalu percaya masih banyak
potensi yang bisa di kembangkan asal diri kita menghendakinya, mecoba berdamai
dengan diri sendiri adalah kunci awal untuk membuka semua pintu yang ingin aku
buka. Tak ada gunung yang terlalu tinggi dan tak ada laut yang terlalu dalam
jika seorang anak manusia sudah bertekad.
Aku muda,
masih banyak waktu untukku membuat jalanku sendiri, kini kata “terpaksa”
perlahan memudar berganti dengan Syukur. Mungkin jika aku tidak berada di
tempat aku saat ini aku tidak akan punya tekad dan daya juang seperti saat ini.
Kini aku sangat berterima kasih pada orang tua aku, dan aku bersiap untuk
membuktikan aku BISA, aku bukan generasi pengeluh tapi aku generasi “Pendobrak”
pintu yang banyak orang memandang mustahil untuk “menghacurkannya”.
Semester
5 sudah di depan mata, semoga aku bisa menjalaninya dengan cara yang terbaik
yang aku bisa. Tak ada alasan untuk mundur hanya kata FIGHT yang ada di kepala
aku untuk menghadapinya !!! :D
Terimakasih kepada semua orang
yang berjasa dan bertanggung jawab atas semangat dan keadaan aku yang aku alami
saat ini.