Jumat, 26 Juli 2013

KATA HATI atau KATA ORANG TUA?



Itu adalah salah satu tema acara talkshow yg di pandu oleh Billy Boen di acara Young On Top di metro TV setiap hari minggu (aku nulis acara itu tanpa royalti sedikitpun ya !! :D). Ya aku sangat tertarik dengan acara itu karena inspiratif sekali bagi kaula muda yg ingin berjuang demi cita-citanya, terutama pada saat itu temanya aku rasa tepat sekali dengan keadaan aku yang mengalami dilema seperti itu.
Pada saat itu di undang 2 orang bintang tamu yaitu pembalap muda berbakat asli Indonesia Andrea Asmasoebrata (semoga bener penulisan namanya. :D) dan penulis Novel Trilogi Negeri 5 Menara Anwar Fuady (semoga bener juga novelnya trilogi.:D) mereka berdua berbagi inspirasi dan cerita tentang bagaimana mereka berjuang dengan sebuah “keterpaksaan” mengikuti kata orang tua. Pada awalnya mereka pun sulit untuk menerima keputusan yang jelas timpang dengan keinginan mereka. “pemberontakan” juga sempat mereka lakukan demi menunjukan keinginan mereka yang sebenarnya sangat berbeda dengan kata orang tua. Namun seiring mereka jalani lama kelamaan rasa cinta akan yang mereka lakukan akhirnya tumbuh dan berbuah menjadi sebuah prestasi yang sangat membanggakan, tidak hanya untuk diri sendiri namun bagi orang tua mereka yang “menjebloskan” mereka ke dunia tersebut.
Nah mungkin kalian pembaca (kalo ada yg sempetin buat baca ini.:D) bertanya dimana korelasi cerita tadi dengan aku? Oke aku akan ceritakan. Semua berawal pada saat di penghujung SMA aku, pada saat itu aku mengalami kebingungan akan jadi apa aku setelah lulus nanti, akhirnya aku melirik profesi Insinyur untuk masa depan aku dan untuk meraihnya aku harus masuk Universitas dengan jurusan Teknik. Namun apa dikata harapan hanya tinggalah harapan, orang tua aku menginginkan aku untuk menjadi seorang Perawat. Sebuah shock terapi bagi aku karena itu adalah profesi yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya, bahkan terlintaspun tidak. Aku berusaha sekuat hati untuk menolaknya, perdebatan aku dengan orang tua pun tak pernah terelakkan hampir setiap hari kami berdebat. Hingga aku mengikuti tes SNMPTN dan PMDK2 dengan sembunyi-sembunyi. Setelah aku berjuang untuk mencoba melawan arus yang keluarga aku alirkan itu, namun apa daya aku sadar izin Allah itu ada pada izin orang tua juga aku kalah. Ya aku kalah dalam mempertahankan keinginan aku untuk menjadi Insinyur, aku melepas mimpi itu dengan air mata yang membasahi bantal aku hingga aku tidak bisa tidur.
Oke babak baru aku mulai dengan mengenakan seragam Sekolah Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan kota Sukabumi (STIKESMI) dengan jurusan D3 Keperawatan. Semester 1 aku jalani dengan sangat berat, batin aku sangat menolak dengan hal ini, aku merasa marah pada orang tua aku mengapa aku di “jebloskan” pada jurusan yang sangat tidak menarik ini, tak ada yang aku bisa lakukan untuk mengembangkan minat dan bakat aku yang lain tak ada hal yang bisa membuat aku merasa nyaman dan yang paling parah aku hampir jarang untuk sekedar mengobrol ringan dengan orang tua aku selama semester 1 itu. Seperti orang yang terpaksa lainnya, aku masih ingin memperjuangkan cita-cita saua untuk menjadi seorang Insinyur itu. Pada akhir semester 1 aku mengajukan diri ingin mengundurkan diri dari sekolah aku saat ini untuk mendaftar ke Universitas yang aku inginkan. Tentu saja hal ini di tolak keras oleh orang tua aku, kami berdebat sangat keras untuk hal itu, aku sempat tidak mau berkuliah lagi dan memilih untuk pergi ke kota Universitas itu berada untuk mendaftar dan mencari kerja untuk menghidupi dan membiayai kuliah aku disana. Namun rencana itu aku urungkan, dengan alasan apa sepadan harga yang harus aku korbankan yaitu rusaknya hubungan aku dengan orang tua aku demi cita-cita aku itu? Banyak teman yang mengatakan itu sangat tidak sepadan. Atas pertimbangan itu dan atas hasil renungan aku akhirnya aku melanjutkan kuliah aku di jurusan Keperawatan ini.
Masuk semester 2 aku mencoba untuk berdamai dengan diri dan ego aku sendiri, dan atas bantuan banyak motivator (teman, orang spesial dan motivator sungguhan yang sering muncul di tv) menyemangati aku perlahan pikiran aku terbuka dan ada satu quote dari blogger dan motivator Anne Ahira yang aku selalu ingat yaitu “Jadikan diri kita itu seperti pohon bambu jangan seperti pohon beringin, karena bambu memiki batang yang elastis sehingga saat di terjang angin sekencang apapun dia akan mengikuti kemana arah angin itu berhembus. Berbeda dengan pohon beringin yang kuat tegak berdiri, pada saat di terjang angin yang sangat kencang karena dia kuat tegak berdiri akhirnya pada saat akarnya tak mampu menahan dia akan rubuh” kata-kata seperti menampar aku yang punya ego yang sangat tinggi dan perlahan membuka juga pemikiran aku.
Aku mulai sadar bahwa aku masih bisa menjadi apapun yang aku inginkan walaupun aku bersekolah di jurasan Keperawatan, karena atmosfir dunia usaha saat ini sangatlah universal tidak statis, jurusan Keperawatan tidak selalu lulus menjadi Perawat, semuanya mungkin asal ada keinginan. Seperti kata ilmuwan termasyur pada abad 20 Albert Enstein yaitu “Ada kekuatan yang lebih besar dari energi atom dan ketel uap yaitu KEMAUAN” ya kemauan, itu yang menjadi modal aku saat ini. Aku ingin membuktikan pada semua orang terutama orang tua aku walaupun aku sangat “terpaksa” mengikuti kata mereka tapi aku tidak kalah aku bisa menjadi seorang PEMENANG. Semangat itulah yang membuat aku hingga kini aku mampu duduk hingga di penghujung semester 4. Aku selalu percaya masih banyak potensi yang bisa di kembangkan asal diri kita menghendakinya, mecoba berdamai dengan diri sendiri adalah kunci awal untuk membuka semua pintu yang ingin aku buka. Tak ada gunung yang terlalu tinggi dan tak ada laut yang terlalu dalam jika seorang anak manusia sudah bertekad.
Aku muda, masih banyak waktu untukku membuat jalanku sendiri, kini kata “terpaksa” perlahan memudar berganti dengan Syukur. Mungkin jika aku tidak berada di tempat aku saat ini aku tidak akan punya tekad dan daya juang seperti saat ini. Kini aku sangat berterima kasih pada orang tua aku, dan aku bersiap untuk membuktikan aku BISA, aku bukan generasi pengeluh tapi aku generasi “Pendobrak” pintu yang banyak orang memandang mustahil untuk “menghacurkannya”.
Semester 5 sudah di depan mata, semoga aku bisa menjalaninya dengan cara yang terbaik yang aku bisa. Tak ada alasan untuk mundur hanya kata FIGHT yang ada di kepala aku untuk menghadapinya !!! :D
Terimakasih kepada semua orang yang berjasa dan bertanggung jawab atas semangat dan keadaan aku yang aku alami saat ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar